Ulasan Cerpen "Janji Ketua Parlemen" Karya M. Shoim Anwar
Ulasan Cerpen "Janji Ketua Parlemen" Karya M. Shoim Anwar
Dalam
cerpen karya Shoim Anwar yang berjudul Janji Ketua Parlemen, mengisahkan
tentang seorang perempuan yang bernama Prabandari memperjuangkan sebuah hak
berupa janji dari seorang ketua parlemen yang tidak bisa ditepati. Ketua parlemen
tersebut telah menghamili teman dari Prabandari tersebut, namun sang Ketua
Parlemen tidak bertanggung jawab setelah menghamilinya dan melarikan diri.
Prabandari yang mengetahui temannya diperlakukan tidak adil berusaha membantu
memperjuangkan hak temannya tersebut dengan segala resiko memasuki gedung
parlemen yang mendapatkan penjagaan ketat demi bisa menemui ketua parlemen. Prabandari
pun rela melompati sebuah perahu naga untuk bisa lebih cepat mencapai gedung
parlemen. Bahkan, setelah berhasil menembus penjagaan yang ketat di gedung
parlemen, dirinya tidak bisa dengan mudah untuk menemui ketua parlemen bahkan
harus dipermainkan beberapa kali, seperti pada kutipan berikut:
“Bapak
ketua baru saja turun,” kata seorang anggota parlemen di lantai dua.
“Kami
tak menjumpai.”
“Beliau
turun lewat pintu samping.”
“Kami
masih tak percaya. Ketua parlemen kami cari-cari, tetap tak ada. Kami kembali turun.
Di lantai dasar sudah sepi. Operator telepon bilang bahwa ketua parlemen baru
saja keluar. Katanya menemui walikota.
“Sampai
jam berapa?”
“Tidak
ada pesan,” Operator menggeleng-geleng.
Dalam
kutipan tersebut dapat kita lihat bahwa perjuangan mencari ketua parlemen
tidaklah mudah apalagi ketika sang ketua menghadapi sebuah masalah maka dia
semakin rajin untuk menghilang. Semua anggota dalam parlemen seolah-olah
sekongkol untuk ikut melindungi ketua parlemen. Pada kenyataannya, rapat selalu
dijadikan alat atau kendaraan agar ketua parlemen merasa aman dan tidak bisa
diganggu. Namun, nyatanya tidak semuanya berakhir kebenaran. Mereka tidak
benar-benar rapat melainkan ingin menghindar dari masalah yang ada. Terlihat
pada kutipan berikut:
“Aku
ganti mengajak Prabandari ke Embong Blimbing. Kami mampir di kafe yang berjejer
di mulut jalan itu. Tiba-tiba Prabandari seperti terkejut, lantas menuding ke
pojok kafe. Ternyata ketua parlemen berada di kafe sebelah bersama seorang
perempuan muda. Dengan cepat Prabandari menghampirinya. Kami segera duduk di
depan ketua parlemen.
Dari
kutipan tersebut, kita menyadari bahwa ketua parlemen masih bisa berbohong demi
melindungi diri sendiri dan membiarkan orang lain tersiksa karena ulahnya.
Apakah semua ketua parlemen berlaku demikian jika menghadapi sebuah
permasalahan? Pada akhirnya dengan segala upaya dan perjuangan yang gigih dari
seorang Prabandari ia berhasil mengepung ketua parlemen di sudut ruangan hingga
tidak mampu lari lagi dari masalah. Masalah yang ingin diutarakan Prabandari
yaitu janji-janji yang diberikan ketua parlemen kepada temannya yang hamil
akibat kelakuan dari ketua parlemen.
Dalam
cerpen Janji Ketua Parlemen tersebut cukup menarik karena di awal menceritakan
tentang perjuangan seorang perempuan yang sangat luar biasa dalam
memperjuangkan janji yang diberikan oleh ketua parlemen. Ternyata, janji yang
ditagih oleh dirinya yaitu janji dari ketua parlemen terhadap mahasiswi yang
sekaligus teman Prabandari karena telah dihamili oleh ketua parlemen. Dari sini
Shoim Anwar berusaha membukakan mata kita bahwa dengan satu janji saja ketua
parlemen tidak mampu memenuhinya apalagi banyak janji yang diobralkan oleh
ketua parlemen yang hanya seperti anjing menggonggong khafilah berlalu.
Sayangnya, di dalam cerpen ini tidak diceritakan secara detail janji seperti
apa yang diberikan oleh ketua parlemen terhadap teman kuliah Prabandari
tersebut hingga dihamili. Selain itu juga, jalan cerita ketika Prabandari dan
tokoh aku terlalu mudah bisa masuk ke gedung parlemen menuntut janji sedangkan
kita ketahui bersama bahwa tidak mudah menembus gedung parlemen yang
menggunakan lapisan penjagaan.

Komentar
Posting Komentar